Berkunjung ke provinsi Qinghai, China kurang lengkap rasanya tanpa mengunjungi Chaka Salt Lake. Terletak 298 kilometer dari Xining, ibu kota provinsi Qinghai, danau garam alami ini merupakan salah satu pintu gerbang menuju Qaidam Basin, lokasi tambang garam terbesar di dunia. Danau berbentuk oval ini memiliki ketinggian 3.059 meter dengan luas 105 kilometer persegi pada musim hujan, 10 kali lebih luas dai Danau Barat Hangzhou, dan selalu berkurang pada musim kemarau.
Dengan udara kering dan sejuk, Chaka Salt Lake menyajikan pemandangan indah serupa negeri dongeng. Hamparan putih padang garam dan air yang jernih membuat danau ini seolah cermin raksasa yang memantulkan bayangan langit biru di atasnya. Tak heran jika Chaka Salt Lake juga sering disebut sebagai “Mirror of the Sky”, cermin langit. Keindahan danau garam ini semakin tak terbantah dengan pemandangan gunung salju dan hamparan padang rumput hijau yang mengelilinginya.
Sebelum menjadi danau garam seperti yang kita kenal sekarang, Chaka Salt Lake merupakan bagian dari samudera pada zaman purba. Danau ini kemudian terbentuk akibat aktivitas kerak bumi yang sangat intens sehingga mengakibatkan terbentuknya dataran tinggi Qinghai-Tibet yang merupakan dataran tinggi terbesar di dunia. Ketika dataran tinggi ini terbentuk, air mengalir ke wilayah perairan di sekitarnya seperti Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Namun, ada sisa-sisa air yang terperangkap dalam cekungan depresi dataran tinggi, yang akhirnya membentuk sebuah danau garam raksasa.
Lapisan garam yang tersimpan di Chaka Salt Lake memiliki ketebalan rata-rata 5 meter dengan bagian paling tebal mencapai 15 meter. Dengan pasokan garam sebanyak itu, cadangan garam di Chaka Salt Lake benar-benar melimpah bahkan diperkirakan cadangan garam saat ini mencapai 5 juta ton dan mampu menyuplai kebutuhan garam di seluruh China hingga 85 tahun mendatang!
Sayangnya, cadangan garam yang melimpah ini membuat Chaka Salt Lake menjadi lahan eksploitasi garam terbesar dan terpanjang di wilayah Qaidam, bahkan sudah terjadi selama kurang lebih 3000 tahun. Penambangan dilakukan mulai cara yang paling mudah dan sederhana, cukup dengan membuka lapisan atas danau, hingga cara mekanis yang lebih modern menggunakan mesin-mesin tambang.
Lokasi Chaka Salt Lake sempat ditutup oleh pemerintah pada 2015 karena polusi parah yang disebabkan oleh wisatawan yang berkunjung ke tempat ini hingga dibuka kembali pada 2016 setelah masalah polusi berhasil ditangani.
Substansi garam dan mineral yang terakumulasi di danau dalam waktu lama, membuat daya apung di danau ini delapan kali lebih tinggi dari air laut dan hampir sama dengan Laut Mati, sehingga memungkinkan wisatawan untuk berenang di danau tanpa pelampung. Wisatawan juga dapat menikmati sensasi berjalan kaki ke tengah danau karena danau ini kedalamannya hanya mencapai mata kaki orang dewasa. Jika kalian bukan penggemar jalan kaki, di sini juga tersedia kereta api yang dapat membawa wisatawan ke tengah danau dengan waktu tempuh 20 menit. Atraksi lain yang dapat dinikmati wisatawan adalah patung raksasa yang tersebar di sepanjang tepi danau saat memasuki area yang terbentuk dari timbunan garam dan air asin dalam jangka waktu yang kemudian diukir.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Chaka Salt Lake adalah di musim panas dan musim gugur. Jika cuaca cerah selama beberapa hari, air danau memiliki tingkat kristalinitas tinggi yang akan memunculkan permukaan danau putih yang ditutupi dengan lapisan tipis air garam sehingga kalian bisa melihat pemandangan dan pantulan yang paling jelas dan murni. Pemandangan matahari terbit dan tenggelam juga menjadi kesempatan yang sayang bila dilewatkan. Di musim semi, kalian bisa mengunjungi proses penambangan garam. Di musim dingin, kalian bisa menikmati pemandangan salju yang spektakuler.
Tinggalkan Balasan