Halo Sobat Brightstar
Kali ini, kami akan membahas tentang kemajuan transportasi masal di Tiongkok. Mengingat begitu besarnya jumlah penduduk Tiongkok, jadi bisa bayangkan, bagaimana pemerintah Tiongkok mengatur jalur transportasi dengan pengguna yang begitu besarnya. Tidak mungkin kan, jika 1,3 milyar manusia di Tiongkok mengendarai mobil semua jika mau kemana-mana?
Untuk itu, Pemerintah Tiongkok sudah mengembangkan beberapa alternatif transportasi masal , mulai dari Kereta Super Cepat antar kota China Railway Highspeed (CRH) atau dikenal juga dengan bullet train, Kereta Bawah Tanah untuk dalam kota (China Subway) dan City Bus.
China Railway Highspeed Train (CRH)
Beroperasi sejak 18 April 2007, CRH sudah menjangkau 200 kota di 32 wilayah setara provinsi di Tiongkok dengan panjang rel 25,000 km. Pada tahun 2017 CRH menjadi transportasi paling sibuk dengan 1,713 rute.
Hampir 2522 unit kereta yang dimiliki oleh CRH dengan tipe dan kualifikasi berbeda. Kereta tercepat adalah CRH380BL dengan kecepatan mencapai 487,3 km/jam. Kecepatan rata-rata yang dimiliki kereta CRH ini adalah 250 km/jam hingga 350 km/jam, sehingga dengan alat transportasi ini waktu tempuh perjalanan dapat dipersingkat. Misalnya perjalanan dari Beijing ke Shanghai (1318 km) yang normalnya ditempuh dalam 15 jam bisa dipersingkat hingga 4,5-5 jam saja.
CRH380BL adalah CRH yang terdapat kelas Bisnis dan paling cepat di China
Rute terpanjang dari CRH adalah rute Beijing-Guangzhou dengan panjang rute 2298 km. Rencananya CRH akan membuka rute baru dengan tujuan akhir Hongkong pada akhir 2018 ini.
Saat ini, CRH menjadi transportasi cepat pilihan masyarakat Tiongkok. Selain cepat, CRH juga memiliki fasilitas lengkap setara fasilitas pesawat terbang. Fasilitas standar yang dimiliki CRH seperti kursi yang bisa diputar sesuai arah jalan kereta, meja portable, stop kontak, hingga wifi. Meskipun harganya sedikit lebih mahal dari kereta api biasa, CRH mampu bersaing dengan fasilitas yang dimiliki. Jika dibandingkan dengan harga tiket pesawat terbang, harga tiket CRH lebih murah bahkan bisa mencapai setengah harga tiket pesawat di kelas yang sama.
Masyarakat di China pun lebih memilih CRH daripada pesawat penerbangan domestik, karena disamping penerbangan domestik sendiri sering mengalami delay, efektivitas waktu serta harga membuat orang lebih cenderung memilih CRH saja dibandingkan pesawat terbang.
CRH juga relative lebih tepat waktu jika dibandingkan dengan transportasi cepat lainnya seperti pesawat terbang karena pengoperasian CRH tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca. Selain itu, CRH memiliki lebih banyak jadwal keberangkatan daripada kereta biasa atau pesawat, stasiunnya pun mudah dijangkau dengan transportasi lain seperti subway, shuttle bus, atau taxi.
CRH memiliki 4 jenis tempat duduk, second class seat, first class seat, business class, dan VIP class. Untuk jenis kereta malam, fasilitas dilengkapi dengan sleepers. Beberapa kereta juga memiliki standing room yang dapat digunakan oleh penumpang yang tidak mendapatkan tempat duduk. Tersedia pula China Rail Pass, kartu prabayar yang dapat digunakan oleh penumpang untuk melakukan self check in di beberapa rute jarak dekat.
Hingga saat ini terdapat 4 rute utara-selatan dan 4 rute timur-barat, dan beberapa rute antar kota. Rencananya, total rute CRH akan mencapai 30,000 km pada 2020 dan 38,000 pada 2025. Rute ini nantinya akan mencakup 8 rute utara-selatan dan 8 rute timur-barat yang menghubungkan kota-kota besar dan sedang di Tiongkok.
CHINA SUBWAY
China Subway merupakan alat transportasi massal yang melayani berbagai rute perjalanan antar atau dalam kota di Tiongkok. Subway yang pertama kali beroperasi di Tiongkok adalah Beijing Subway yang mulai beroperasi pada 1969. Sebelum direnovasi besar-besaran pada 2002, Beijing Subway hanya melayani 2 rute. Saat ini, ada 300 km jalur subway sedang dalam proses pembangunan di Beijing.
Selain subway, alat transportasi massal berbasis kereta api yang sering digunakan oleh masyarakat Tiongkok adalah maglev atau kereta magnet. Namun, jika dibandingkan dengan subway, kereta magnet jumlahnya masih lebih sedikit dan baru terdapat di beberapa kota. Kereta magnet di Tiongkok pertama kali dibangun di kota Shanghai. Shanghai Maglev Train, dikenal juga dengan Transrapid, merupakan kereta api tercepat di Tiongkok. Kecepatan kereta ini bisa mencapai 430 km/jam, lebih cepat dari Brimingham maglev, dengan tingkat ketepatan waktu hingga 99,97%. Rutenya sepanjang 30,5km menghubungkan Shanghai Pudong International Airport dengan pusat kota Shanghai.
Pada 2001, pemerintah Tiongkok membuat MoU dengan Transrapid untuk membangun jalur maglev baru yang menghubungkan Pudong International Airport dengan Longyang Road Metro station di Shanghai bagian timur.
Shanghai Maglev Train mulai beroperasi pada April 2004 dengan 115 perjalanan per hari. Rencananya, rute Shanghai maglev akan ditambah untuk menghubungkan Shanghai South Railway Station dan Hanggiao Airport di Shanghai bagian barat. Namun, rencana ini belum dapat terlaksana karena dibukanya rute kereta Shanghai-Hangzhou.
Sistem transportasi berbasis kereta api di Tiongkok dikelola sendiri oleh masing-masing daerah. Hingga saat ini, ada 30 sistem subway dan maglev yang beroperasi di 39 kota di Tiongkok. Total panjang relnya mencapai 3.586 km (2.228 mil) menjadikannya system metro terpanjang di dunia. Selain dinobatkan sebagai system metro terpanjang di dunia, metro Tiongkok juga disebut sebagai sietem metro tersibuk di dunia terutama di Beijing dan Shanghai.
Pemerintah Tiongkok berencana untuk menghabiskan 4,7 triliun yuan ($ 706 miliar) untuk infrastruktur transportasi dalam tiga tahun sejak 2016. Pada awal 2017, Tiongkok membangun 5,636.5 km (3.502.4 mi) jalur kereta api. Tahun 2019 rencananya akan dibuka 4 line baru di Wenzhou, Lanzhaou, Jinan, dan Guang’an.
Transportasi massal berbasis kereta api seperti subway atau maglev, menjadi pilihan masyarakat Tiongkok karena harga tiketnya tidak terlalu mahal dan relative cepat jika dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Tarif subway di Tiongkok menggunakan harga perkilometer namun tanpa deposit. Harga tiketnya pun tidak terlalu mahal, rata-rata 4-7RMB. Selain itu, subway memiliki jangkauan rute yang sangat luas, tersebar di seluruh dataran Tiongkok bahkan hingga ke wilayah pelosok.
City Bus
Selain subway dan maglev, Tiongkok memiliki bus sebagai alat transportasi dalam kota atau antar kota. Ada beberapa jenis bus yang beroperasi di Tiongkok saat ini, yaitu city bus, trolley bus, dan Bus Rapid Transit.
Bus kota atau city bus sudah beroperasi hampir di seluruh Tiongkok. Moda transportasi ini banyak diminati oleh masyarakat Tiongkok karena ongkosnya murah dan dapat menjangkau banyak titik. Di Tiongkok, hampir semua kota besar memiliki bus kota sebagai alat transportasi utama. Jumlah bus kota di setiap wilayah rata-rata 3000 armada yang beroperasi di 200 rute.
Bus kota beroperasi selama 13 jam dari jam 6:30 hingga 19:30, namun ada beberapa rute yang melayani hingga malam. Harga tiketnya berkisar 1-2RMB untuk 1 tiket tergantung fasilitas yang ditawarkan. Biasanya, di dalam bus akan tersedia coin box, tempat penumpang memasukkan coin untuk naik bus. Tapi ada juga beberapa bus yang masih mengguankan kondektur.
Trolleybus adalah bus yang digerakkan dengan tenaga listrik. Di Tiongkok, trolleybus ini baru beroperasi di beberapa kota. Pada 2013, baru 10 kota yang memiliki trolleybus dan saat ini sudah berkembang menjadi 27 kota.
Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Tiongkok diperkenalkan di kota Kunming pada tahun 1999, diikuti oleh BRT di Beijing pada tahun 2004. Pada tahun 2010, peluncuran BRT Guangzhou mulai beroperasi dan menjadi jalur BRT terpadat di Tiongkok. Hingga saat ini BRT sudah beroperasi di 30 kota di Tiongkok yang melayani 2,3 juta orang setiap hari. Ongkos untuk menaiki BRT tidak jauh beda dengan city bus, berkisar 1-2 RMB untuk sekali jalan, jauh maupun dekat.
Jika kalian hanya ingin berkeliling kota, Tiongkok menyediakan tourist bus yang akan membawa kalian menuju berbagai tempat wisata di Tiongkok. Bus ini banyak diminati oleh para wisatawan terutama yang bepergian sendiri atau dalam jumlah kecil. Walaupun harga tiket tourist bus relative lebih mahal dibandingkan harga tiket bus biasa atau BRT, namun masih jauh lebih murah disbanding taxi. Bahkan, beberapa rute menawarkan paket tiket bus dan tiket masuk tempat wisata.
Semua transportasi di Tiongkok diregulasi oleh Ministry of Transport Tiongkok. Namun, untuk pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing daerah.
Leave a Reply